(Jubah Merah)
Introduksi Tentang Aka Manto
Siapakah Aka Manto? Selama penelusuranku di beberapa situs-situs, mulai dari Wikiped hingga beberapa situs mancanegara, muncul simpulan tentang Aka Manto ini. Aka Manto(赤マント), dalam translasi inggris disebut Red Cape yang mana jika kita terjemahkan ke Bahasa Indonesia, menjadi Jubah Merah, merupakah salah satu dari sekian banyak supranatural urban legend yang berasal dari negara Sakura, Jepang. Diceritakan bahwa terdapat roh jahat yang menghantui toilet pada sekolah. Diceritakan pada salah satu versi, jika seseorang sedang menggunakan toilet sekolah(terutama jika kamar toilet tersebut terletak paling ujung), muncul suara entah darimana yang menanyakan, “ingin tisu berwarna merah atau biru?” Jika yang dipilih adalah tisu berwarna merah, maka kamu akan dicincang, dipotong atau apapun yang mengakibatkan baju yang kamu kenakan berwarna merah seperti Aka Manto. Jika memilih tisu berwarna biru, maka kamu akan dicekik hingga kulitmu berubah menjadi biru seperti permintaanmu. Jika kamu memilih warna lain selain kedua itu, kamu akan ditarik ke neraka. Pilihan satu-satunya agar tidak mengalami kematian atau jatuh ke neraka adalah dengan tidak memilih tisu warna apapun.
Berikut Adalah Salah Satu Cerita Aka Manto
Di sebuah sekolah di Tokyo, Jepang, dirumorkan bahwa terdapat hantu, bernama Aka Manto, yang menghantui toilet perempuan. Setiap anak-anak di sekolah tersebut mengetahui Aka Manto, jadi mereka selalu menghindari toilet tua dekat ruang olahraga. Suatu hari, seorang gadis muda sangat membutuhkan untuk menggunakan toilet. Karena jarak toilet yang terdekat adalah toilet tua tersebut, dia menggunakan toilet tersebut dan melihat bahwa tidak ada seorangpun yang memakainya. Tanpa ragu, dia memilih pintu toilet keempat dan menyelesaikan urusannya karena tempat tersebut, dia lihat yang paling bersih. Ketika gadis tersebut ingin mengambil tisu, dia tidak menemukan ada tisu menggantung pada tempatnya. Kemudian dia mendengar suara Aka Manto dari luar, di balik pintu tempatnya berada.
“Kamu menginginkan tisu merah atau tisu biru?” Ucapnya.
“Tisu merah.” Balas gadis tersebut. Aka Manto kemudian mendobrak pintu toilet dan menikam gadis tersebut. Dia tidak berhenti sampai tiap inci dari baju gadis tersebut menjadi merah.
Beberapa bulan kemudian, terdapat gadis muda lain yang juga sangat membutuhkan untuk menggunakan toilet. Ketika dia tahu tentang kasus pembunuhan yang belum terpecahkan bertempat di toilet dekat gedung olahraga, dia terlalu putus asa untuk menemukan toilet lain (mungkin jaraknya jauh atau penuh). Ketika dia menyelesaikan urusannya di toilet keempat yang sama dengan gadis sebelumnya, dia tidak menemukan ada tisu menggantung pada tempatnya.
“Kamu menginginkan tisu merah atau tisu biru?” Kata Aka Manto, dari balik pintu luar tempat gadis itu bertempat.
Gadis muda tersebut mengingat akan nasib gadis sebelumnya yang menjawab tisu merah, jadi dia menjawab, “tisu biru.”Polisi kemudian menemukan dia mati di toilet saat sore. Wajahnya membiru akibat dicekik sampai mati.
Beberapa tahun terlewati, dan lagi, terdapat gadis ketiga menggunakan toilet gedung olahraga. Dia tahu akan cerita gadis-gadis yang dibunuh, gadis ini membawa tisu untuk digunakannya sendiri. Ketika dia membuka tasnya, dia mendapati bahwa tisu yang dibawanya menghilang.
“Tisu merah atau tisu biru?” Kata Aka Manto.
Putus asa karena berpikir bahwa dia akan mati seperti gadis-gadis sebelumnya, kemudian dia mengambil pilihan ketiga. “Tisu kuning.” Dia diseret menuju neraka karena pilihannya tersebut.
Dikatakan bahwa Aka Manto masih menghantui toilet keempat gedung olahraga hingga saat ini. Guru-guru melarang siswanya untuk mendekati toilet tersebut karena takut dengan apa yang di dalamnya. Toilet tersebut masih bisa digunakan, tetapi jika kamu memakainya, bersiaplah untuk menjawab “tisu merah atau tisu biru?”
Kisah Asli Aka Manto
Versi cerita ini pertama kali dibuat pada tahun 1930-an, meskipun versi lainnya sudah ada lebih lama dari versi ini. Lebih dari 70 tahun yang lalu, penampilannya berubah mulai dari mengenakan jaket kimono pendek tak berlengan menjadi jubah atau mantel merah panjang karena terjadi perubahan pada leksikon Jepang selama beberapa tahun terakhir(Aka Manto).
Banyak dari cerita tersebut yang memengaruhi berbagai versi dari Aka Manto. Salah satunya kisah mengenai Kainade, monster yang menempati toilet dunia lain. Kainade bersembunyi di toilet-toilet perumahan tua di Kyoto dan hanya muncul pada tanggal 3 Februari, saat festival Setsubun di Jepang(Kainade). Ketika seorang jongkok di dekat toilet tradisional Jepang, dua tangan keluar dan menyentuhmu. Satu-satunya cara agar berhenti adalah jongkok dan bertanya “kertas putih atau merah?” Lalu, tangan tersebut akan berhenti dan meninggalkanmu sendiri.
Versi lainnya dari Aka Manto, dia seorang penculik dan pembunuh. Diceritakan terdapat seorang lelaki yang bermantel merah mengunjungi sebuah toko kecil saat tengah malam (Si Jubah Merah). Dia menjelaskan bahwa dirinya adalah pembantu dari rumah utama dan majikannya sedang sakit parah. Dia menyakinkan sang ayah untuk membantunya, lalu sang ibu beberapa saat kemudian. Lalu, dia datang untuk yang ketiga kalinya untuk membawa anak-anaknya, tetapi tetangga bersikeras mengatakan bahwa anak-anak sedang tidur, jadi dia tidak bisa membawa mereka. Lelaki bermantel merah tersebut dengan enggan pergi dari situ. Kemudian, pasangan tersebut, sang ayah dan ibu ditemukan mati dan dan lelaki bermantel merah tidak pernah ditemukan lagi.
Cerita ini berdasarkan pada cerita nyata tentang pembunuhan “aoi ghetto” atau disebut juga pembunuh bermantel biru. Di Fukui, Jepang pada 1906, tiga anggota keluarga dibawa oleh seorang pria yang kepalanya tertutup mantel biru. Diyakini bahwa mereka semua dibunuh dengan brutal. Karena tidak adanya dokumen berbahasa inggris yang rilis, tidak diketahui bagaimana cerita kejahatan ini selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar